Menjemput Rejeki di Ujung Tahun

 


Tahun 2013 merupakan tahun yang penuh dengan cerita. Banyak kisahku yang terjadi di tahun ini. Ada mitos mengenai angka 13, bahwa 13 adalah angka sial. Alhamdulillah mitos tersebut hanyalah sekadar mitos yang tidak perlu kita percayai karena nanti jatuhnya pada kesyirikan. Sedangkan dosa syirik, ancamannya adalah neraka jahanam.

Seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang tertuang pada Surat Al-‘Asr   yang artinya, ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran, dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Qs. Al-Asr: 1-3). Pada surat tersebut Allah SWT bersumpah atas masa atau waktu untuk mengingatkan bahwa manusia berada dalam kerugian kecuali yang melaksanakan empat hal yaitu, menjadi orang beriman, mengerjakan amal saleh, saling menasehati dalam kebenaran, serta saling menasehati dalam kesabaran. Jadi, barometer baik atau tidaknya bukan waktu, tetapi amal perbuatan. Mengapa aku perlu mengingatkan hal tersebut? Karena paling tidak aku mengingatkan diri sendiri dan berusaha mengajak pada kebenaran sesuai dengan perintah Allah SWT.

Inilah kisahku selama tahun 2013, tahun yang spesial karena telah memberikan banyak kenangan baik manis maupun pahit dalam hidupku. Dimulai pada awal tahun, pada saat aku dinyatakan lulus kuliah di usia yang tidak lagi muda dan alhamdulillah bisa mendapatkan nilai cumlaude  serta termasuk lulusan terbaik pertama di kotaku. Ya, aku kuliah di UT (Universitas Terbuka) program S1 PGSD Pokjar Tuban. Tentunya hal itu sangat aku syukuri karena masih bisa bersaing dengan teman-teman yang usianya terpaut jauh di bawahku.

Di bulan Mei, aku mendapat tiga kejutan sekaligus. Yang pertama, aku mendapat undangan wisuda gratis ke kampus UT pusat di Jakarta. Hal yang tak pernah kubayangkan untuk bisa menginjakkan kaki di ibukota negara. Kebetulan yang mendapat undangan dari Tuban hanya 12 orang. Jadi kami bergabung dengan teman-teman dari kota lain se - Jawa Timur pada saat keberangkatan. Seperti mimpi, itulah yang kurasakan. Menginjakkan kaki di ibukota, bisa berkeliling Jakarta dan yang paling mengesankan adalah ketika bisa masuk ke istana kepresidenan. Wow, mungkin hanya satu kali seumur hidup bisa masuk ke dalamnya. Dan tentunya yang paling ditunggu-tunggu dan merupakan tujuan utama pergi ke Jakarta yaitu menerima ijazah dari rektor UT dan bisa melihat kampus pusatnya secara langsung. Karena tidak semua lulusan UT mempunyai kesempatan emas itu. Kejutan yang kedua, aku menerima tunjangan dari Kemendikbud karena pengabdianku di sebuah sekolah dasar. Untuk mendapatkan tunjangan aku tak pernah berharap karena memang tidak tahu kalau ada program semacam ini. Jadi, merupakan berkah yang tak terkira. Sedangkan kejutan ketiga, alhamdulillah aku mendapat beasiswa pendidikan dari UT. Sungguh suatu yang luar biasa. Dalam satu bulan mendapatkan kejutan yang bertubi-tubi.

Masih terngiang di telinga saat adikku menelepon dan memberi kabar bahwa bapak ditangkap polisi karena kasus perjudian. Ya, bapakku hobi sekali dengan judi. Ini kuketahui sejak aku masih kecil. Dan akhir bulan Agustus 2013 merupakan hari yang sangat membuat keluargaku terpukul. Aku marah. Sebagai anak tertua, aku sudah bosan dengan tingkah bapak, aku tidak bisa melihat emak yang selalu tersakiti hatinya. Tetapi, beruntung aku masih dapat mengendalikan emosiku dan aku juga bersyukur mempunyai suami yang bisa menenangkanku serta bisa menerima segala kekuranganku maupun kekurangan keluargaku. Saat bapak berada di hotel prodeo, kami bahu membahu untuk tetap bisa melanjutkan asa yang masih harus dituntaskan. Adik-adikku masih sekolah. Jangan sampai ini menganggu sekolah mereka. Sebagai anak sulung, aku berkewajiban untuk membantunya.

Pada awal September ada pengumuman penerimaan CPNS Tahun 2013 yang mana selama dua tahun ke belakang ada moratorium penerimaan CPNS. Karena ada formasi sesuai bidangku, aku ikut mendaftar. Terus terang aku tidak ada target kali ini. Aku hanya ingin ikut meramaikan saja. Karena yang selama ini kudengar bahwa untuk lolos tes CPNS harus mengeluarkan banyak biaya, puluhan bahkan ratusan juta. Sementara aku darimana mendapatkan uang sebanyak itu. Lagipula aku mengharamkan diriku melakukan yang seperti itu. Karena ini bertentangan dengan nilai-nilai agama yang aku yakini. Seperti firman Allah SWT dalam AlQur’an yang artinya, ”Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim supaya dapat memakan sebagian harta benda dari orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah: 188). Dan juga terdapat hadist dari Rosulullah, dari Abdullah bin Umar ra berkata, ”Rosulullah melaknat bagi penyuap dan yang menerima suap.” (HR. Al-Khamsah dishahihkan oleh At-Tarmidzi)

Tahun 2013 merupakan kesempatan pertama dan terakhirku untuk bisa ikut tes CPNS. Pertama? Iya, karena inilah kesempatan pertamaku untuk mendaftar dengan menggunakan ijasah S1. Terakhir? Iya memang terakhir, karena batasan usia maksimal yang bisa ikut tes CPNS dan tahun 2013 merupakan batasan akhir aku bisa ikut mendaftar. Awalnya aku diajak teman untuk mendaftar di Surabaya karena kesempatan di sana lebih menjanjikan. Tapi aku ingin menggunakan kesempatan terakhirku ini di kota kelahiranku. Aku yakin rejeki tidak akan tertukar. Aku tetap berusaha belajar dengan mengikuti les bersama teman lain. Menurut mereka, les ini sudah berlangsung lama. Tetapi aku terlambat karena baru ikut di tiga pertemuan terakhir.

Akhirnya waktu pelaksanaan tes tiba. Sehari sebelumnya aku menjenguk bapak untuk meminta ridaNya dan juga minta didoakan supaya dapat mengikuti tes dengan lancar. Ketika bapak mengiyakan, ada yang bergetar di hatiku dan dadaku terasa sesak. Aku hanya husnudzon. Dan tentunya juga minta maaf serta minta doa dari emak. Pada tanggal 03 Nopember 2013 di SMPN 6 Tuban Ruang 09 adalah waktu dan tempat aku melaksanakan tes. Dengan langkah percaya diri aku masuk ke ruangan dan menyelesaikan semua soal yang diberikan serta menggunakan waktu seefektif mungkin. Doa dari pengawas ruangan untukku pada saat pamit pulang memberikan kesan yang tak terlupakan. Beliau mendoakan aku lulus. Aku hanya bisa ikhtiar selebihnya tangan Yang Memiliki Rejeki yang bekerja.

        Pada tanggal 24 Desember 2013 adalah hari yang selamanya terpatri di hati. Hari Pengumuman Kelulusan Tes CPNS 2013. Aku karena tidak terlalu berharap hanya minta tolong pada adikku untuk membantuku melihat pengumumannya. Sementara aku tetap melakukan rutinitas harianku sebagai ibu rumah tangga karena kebetulan hari itu hari libur semester. Aku setengah tidak percaya saat salah satu temanku memberi kabar bahwa aku lolos. Aku bergegas memanggil suamiku di tempat kerjanya dan kami sujud syukur bersama untuk merayakan kebahagiaan ini. Untuk memastikannya aku ditemani suami pergi ke BKD Tuban dan alhamdulillah aku betul-betul diterima. Namaku ikut tertera di papan pengumuman. Ya Allah... Terima kasih atas rezeki yang Kau berikan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ceritaku

Damai